Sahabat
Sahabat
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian
Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku
Dalam paruh waktuku
Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia
Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang
Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah
Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam
Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat
(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 14 Juni 2009)
Sumber: revolusisenja.indosastra.com
Demi kesetiaan..
Buang jauh keraguanmu.
Jangan pernah berpikir aku akan berpaling
Karna itu akan membuatmu resah..
Tuanglah anggur putih ketulusan,
Sebagai jamuan penghormatan suci.
Dialtar pengabdian cinta sejati,
meski getir menantimu..
bukankah kita tau..
tak ada keutamaan dalam bercinta,
selain derita yang mesti dimengerti
dan demi kesetiaan…,
ku persembahkan hatiku untukmu
meski Tanya menggelitik hati ini,
salahkah aku jika pergi ‘tuk memiliki…???
Sumber: radenbeletz.com
Hampa adalah…..
Suara tanpa kata
Musik tanpa melodi
Lagu tanpa nada
Pagi tanpa embun
Parfum tanpa wangi
Bunga tanpa aroma
Gembira tanpa tawa
Ceria tanpa senyum
Sedih tanpa tangis
KESETIAAN CINTA
Buang jauh keraguanmu.
Jangan pernah berpikir aku akan berpaling
Karna itu akan membuatmu resah..
Tuanglah anggur putih ketulusan,
Sebagai jamuan penghormatan suci.
Dialtar pengabdian cinta sejati,
meski getir menantimu..
bukankah kita tau..
tak ada keutamaan dalam bercinta,
selain derita yang mesti dimengerti
dan demi kesetiaan…,
ku persembahkan hatiku untukmu
meski Tanya menggelitik hati ini,
salahkah aku jika pergi ‘tuk memiliki…???
Sumber: radenbeletz.com
HAMPA
Hampa adalah…..
Suara tanpa kata
Musik tanpa melodi
Lagu tanpa nada
Hampa adalah…..Hampa adalah…..
Lukisan tanpa warna
Lilin tanpa nyala
Gelap tanpa cahaya
Pagi tanpa embun
Parfum tanpa wangi
Bunga tanpa aroma
Hampa adalah…..Hampa adalah…..
Siang tanpa mentari
Malam tiada bulan
Langit kelam tanpa bintang
Gembira tanpa tawa
Ceria tanpa senyum
Sedih tanpa tangis
Hampa(Phyta : 21 oktober 2008)
Kehilanganmu
Selamanya…..
PEDIH
Malam yang sunyi
Sayup terdengar lagu cinta
Begitu menyentuh…..
Membuatku larut
Dan teringar dirimu…..
Sekian lama ku menahan rasa
Sekian lama ku coba melupakan semua
Bayangmu dan semua tentangmu
Cintamu dan semu mimpiku
Pedih terasa hati ini…..
Tatkala harus menerima
Sebuah kenyataan yang ada
Bahwa Cinta itu hanya mimpi semata
Ku terpekur dan meratapi….
Mungkin kering sudah air mata ini
Entah kapan kepedihan ini terakhiri
Entah sampai kapan Cinta bisa ku gapai
Saat kepedihan begitu meraja
Hati ini tak kuasa menahan rasa
Bahwa hanya kamu yang kini ku cinta
Hanya kamu yang kini bertahta…..
Di singhasana hatiku……
(Sumber Rhe : Jakarta, 26 Februari 2009)
SEDIH
Sedih ku disini…
Menangis ku sendiri…
Melayang semua angan indah ku..
seakan hilang bagaikan debu..
Hanya tetesan air mata yang menemaniku..
Tidakah kau sadari,, hati ku yang terluka pedih??
Pedih meratapi semua puing hati yang takkan mampu terganti..
Ku mulai lelah..
Ingin ku berlari dan pergi..
Tinggalkan semua yang menyakiti..
Ku mulai penat dengan semua penderitaan yang tiada henti..
Biarlah semua orang berkata apa tentang ini..
karna sesungguhnya hatiku tlah terkubur sepi..
Sepi..
Ku hanya berteman sepi..
Menikmati indah bayangmu disini..
Sendiri..
Ku terperangkap disini seorang diri..
Menyusuri langkah kaki..
Hilang..
Semua kan hilang,,
Dan takkan kembali lagi..
Sumber : Widyadara